Minggu, 29 Mei 2016

Have Fun In Vastenburg With Sheila On 7

- 0 komentar


Sheila On 7 On Stage


Hampir setengah tahun sejak terakhir kali gue nonton konser Sheila On 7. Tepatya bulan desember tahun lalu di Stadion UNDIP Semarang. Waktu itu acara Dies natalis kalo gak salah. Akhirnya beberapa waktu lalu ada kabar kalo Sheila On 7 mau manggung di benteng Vastenburg Solo.

Jujur, meskipun gue tinggal di sekitar Solo dan sempet gabung sama SGPL (Sheila Gank Pandawa Lima) –Sheila Ganknya Solo- meski lama gak kumpul karena faktor kuliah di Semarang, tapi gue belum pernah sekalipun nonton konser mereka di Solo. Gue lebih sering nonton di Semarang atau Jogja. Mungkin faktor jarang juga kali ya Sheila manggung di Solo.

Awalnya gue ragu bisa nonton gak konser kali ini. Sempet tarik ulur perasaan –halah malah baper-, maksudnya sempet ragu, soalnya sore gerimis dan mendung gak ilang-ilang. Ditambah lagi sabtu paginya –pagi banget- gue rencana mau jalan sama temen-temen. Baru sekitar setengah tujuh malem  gue dapet kabar kalau Solo gak ujan. Dan jadilah gue berangkat.

Sampai di sana gue langsung masuk ke dalam. Antian di depan jalan masuk cukup ramai, tapi di dalam masih terlihat sepi. Mungkin karena puncak acaranya malam kali ya.

Mampir sebentar ke booth merchandise Sheila On 7. Ketemu sama mbak tari, ngobrol bentar. Gak lama setelahnya acara dimulai.

Perform pertama malam itu band Meltic. Gue emang asing sam band indie, soalnya gak jarang ngikutin band indie. Cuman pas mereka mulai nyanyi keasinganku agak luntur karena musik akustik yang mereka bawakan.

Kedua ada Soloensis, dengan musik keras mereka. Emmm,, gak banyak komen lah sama band ini. Tapi cukuplah buat jadi referensi musik gue.

Terakhir sebelum Sheila On 7 muncul ada Rintik Hujan yang beraliran mellow. Yang nyusun acara pinter emang milih komposisi. Dibuka dengan kalem, terus dipacu dengan musik keras dan kembali di tenangkan dengan musik mellow. Yang gue inget lagu yang mereka bawakan pertama judulnya Lokananta. Tahu Lokananta? Itu lho perusahaan rekaman musik pertama di Indonesia yg ada di kota Solo. Kalo pengen tau lebih banyak tanya gugel. Okkee?

Akhirnya.. setelah beberapa jam nunggu Sheila on stage.

Diawali dengan pemutaran lagu Here I Am. Mulai lah satu persatu personil naik ke atas panggung. Bagi kalian yang gak tau sama lagu Here I Am, itu adalah lagu yang sering disebut mars Sheilagank. Kalian gak akan nemu lagu itu di album manapun karena emang gak dimasukin album yang beredar dipasaran.

Begitu siap Sheila On 7 menggebrak dengan lagu Hari Bersamanya. Penonton langsung jingkrak-jingkrak dan suasana mulai pecah.

Begitu selesai lagu pertama langsung dilanjutkan dengan lagu Betapa yang tak kalah serunya dilihat dari reaksi penonton.

Break sebentar, mas Duta dan yang lain seperti biasa di konser-konser sebelumnya memberikan sapaan kepada semua penonton.

Seberapa Pantas jadi lagu ketiga malam itu. Lagu ini salah satu hits di album 07 Des yg jadi album favorit kebanyakan Sheilagank, berdasarkan polling di FB.

Lagu keempat diambil dari album terbaru, Belum. Baru pertama kali gue denger lagu ini dinyanyikan live. Dan baru dua kali dibawain, pertama waktu konser di Semarang 21 mei kemarin. Dan yang kedua waktu di Solo ini. kata mas Duta lagu ini ceritanya galau, patah hati. Cewek yang disuka belum mau jadi kekasihnya.

Lagu berikutnya juga gak kalah galau katanya. Yepss,, Mudah Saja jadi penampilan berikutnya. Dan beberapa penonton langsung baper seketika. Haha

Radio jadi soundtrack penonton yang lagi LDR malam itu, begitu selesai langsung disambung dengan “Kita”. Semua masih asik jingkrak-jingjrak sambil ikutan nyayi lagu Sheila On 7. Tak terkecuali aku.

Berikutnya ada lagu baru ciptaan mas Adam, My Lovely. Salah satu hal yang bisa dibilang kalau Sheila On 7 sudah sangat matang dalam bermusik adalah tema lagunya yang gak melulu soal cinta-cintaan. Seperti lagu ini yang bertema keluarga.

Sheila On Action


Kembali break dengan mas Duta kasih intermezo. “Barusan saya baca meme. Katanya orang single itu superhero, lha batman ra duwe bojo, superman ra duwe bojo, spiderman ra duwe bojo.” Kata mas Duta. “Ya kita doakan saja pulang dari konser ini yang dateng sendiri pulangnya bawa pasangan.” Lanjutnya.

Ketika selesai bicara lagu Pria Kesepian mulai menggema di setiap sudut benteng Vastenburg. Dan jomblo kayak gue –dan yang lainnya- langsung ikutan nyanyi paling keras. Haha

Melompat lebih tinggi langsung jadi suntikan semangat yang luar biasa meski semua penonton tak terlihat capek sekalipun. Meski ini sudah lagu kesepuluh yang dibawakan Sheila On 7.

Kembali di album baru, Selamat Datang menjadi list selanjutnya dalam konser. Lagu yang diciptakan untuk para perantauan. “ooooo.... dimanapun kau berada. Ooooo.... bahagialah.” Begitu sepenggal lirik lagu ini.

Lapang Dada, lagu andalan di album Musim yang Baik akhirnya keluar juga. Setelah gue tunggu-tunggu.

Dilanjutkan dengan Pemuja Rahasia, bagi para Secret Admirer. Orang-orang yang Cuma bisa mengagumi secara diam-diam tanpa bisa mengungkapkan.

Mas Duta bilang bahwa waktunya udah hampir habis, mereka juga harus pulang. Dan lagu terakhir malam ini –gue kira- Ingin Pulang didendangkan.

Penonton udah pada mulai menepi satu persatu, karena mungkin mengira sudah mau bubar. Tapi semua lagu Dan langsung dimainkan sesaat setelah lagu sebelumnya selesai.

Lagu midley Kau Kini Ada-Temani Aku-Generasi Patah Hati-Perhatikan Rani, tak lupa mengkiasi sesi akhir konser yang seru malam ini. Lagu midley memang sering mereka bawakan ketika konser, yang membuat konser mereka gak terasa monoton dan pantas untuk ditunggu.

Sahabat Sejati menjadi penutup malam ini. Salah satu lagu persahabatan terbaik yang pernah gue dengerin.

Malam semakin larut dan semuanya harus berakhir. Tapi kepuasan gak lepas dari wajah-wajah penonton semuanya.

Gue sempet ketemu dulu sama mas Prima dan temen-temen SG lain. Foto bareng dulu dan akhirnya gue pemit pulang. Karena paginya masih ada agenda. Sebenernya pengen lama-lama sama temen-temen SG semua. Tapi gue butuh istirahat.


Terimakasih untuk “Have Fun” malam itu.
[Baca Selengkapnya...]

Rabu, 11 Mei 2016

Camping Lagi, Alam Lagi.

- 0 komentar
Rabu, 4 mei 2016. Hari ini hari terakhir masuk kantor sebelum long weekend, karena hari kamis sama jumat tanggal merah. Ada yang spesial? Emmm,,gak juga sih Cuma lagi pengen nulis aja. Hehehe

Hari ini gue rencana mau camping sama beberapa temen kantor.  Finally, oh God. Thanks for the long weekend. Gue bersyukur banget bisa kemah lagi.

Oke, maaf gue terlalu excited soalnya gue udah lama banget gak nge-camp sejak terakhir kali naik gunung ungaran bulan maret 2015 yang lalu. (baca: Pelajaran Dari Pendakian Gunung Ungaran). Yaaa you know lah, gue kan emang hobi kalo udah urusan kemah, naik gunung dan sebangsanya. Makanya ketika sekitar satu setengah bulan sebelumnya gue di ajak kemah langsung gue iyain aja. Meskipun sebelumnya gue udah punya planning buat ke Jakarta libur panjang mei ini.

Rencananya gue, Joan, Dewi, Wika, Rina, Emmy, sama Nisya –Temen-temen kantor- mau kemah di pantai Jungwok Gunungkidul. Kalo gak tau mana itu pantai jungwok silahkan tanya sama pakdhe gugel ya, gue lagi males jelasin. Hehehe. Pada detik-detik terakhir, kita dapat tambahan satu personil. Mas Dwi.

Okke lanjutt... awal mula pemilihan pantai ini karena saran dari Rina. Dia ini orang gunungkidul dan dia rekomendasiiin pantai ini, yang juga gak jauh dari rumahnya. Katanya sih lumayan bagus –dan itu bener- dan juga sering buat kemah.

Sepulang kerja sekitar setengah lima kita berangkat dari Karanganyar. Ternyata jalan menuju kesana keren sumpah. Sayangnya kita gak bawa mobil, kalo bawa mobil pasti udah ngerasa kayak di gunung Akina yang jadi latar film Initial D. atau setidaknya bukit –yang aku lupa namanya- di film Fast Furious 3 : Tokyo Drift.

Sampai di rumah Rina sekitar jam setengah delapan, sempet mampir sebentar di pom bensin buat isi bbm sama sholat. Di rumah Rina kita juga istirahat bentar, habis itu langsung menuju pantai.

Di jalan menuju pantai selepas jalan aspal ada yang motornya mogok. Wkwkwk. Tapi masih lumayan lah masih bisa dilewati motor. Dan yang bikin gue kaget ternyata disana di deket –mepet lebih tepatnya- ada warung dan tempat penitipan motor. Dan lebih herannya itu yang jaga adalah temen SMP Rina.

Jadi yaaa,,bayangin sendiri lah kayak semacam reunian kecil-kecilan gitu. Dan pertanyaan dasar basa-basi kayak kerja dimana, udah nikah belom jadi semacam percakapan yang udah gue prediksi. Setelah panjang lebar keliatan akrab banget ternyata Rina lupa nama temenya. Gubrraakkk.

Okke,,lupakan reuni singkat yang menguras tawa itu. Masuk pantai kita langsung cari tempat buat mendirikan tenda. Setelah dapat tempat, kita langsung bagi tugas. Sebagian mendirikan tenda, menata barang bawaan, dan ada yang menyiapkan api unggun.


Mendirikan tenda

Bikin Api Unggun


Tenda udah berdiri –meski cover tendanya gak ada dan harus protes sama tempat penyewaannya sepulang nanti-, barang bawaan udah ditata dan api sudah menyala. Yeeeyyy...

              Api kita sudah menyala...
              Api kita sudah menyala....
              Api, api, api api api....
              Api kita sudah menyala... #Nyanyi #AnakPramuka

Mulai lah kita pada sibuk sendiri-sendiri. Ada yang bakar ketela, ada yang bikin sosis bakar, roti bakar, masak air. Ada pula yang entah ngapain menyendiri. Trus mas Dwi yang kehilangan sinyal dan mencoba mencari sinyal buat telefon orang rumah. Katanya sih dia lupa ngasih makan burungnuya. Yahh semoga aja burungnya gak mati kedinginan (apa hubunganya coba -_-“).

Gue sendiri seperti biasanya melakukan ritual rutin gue. Hahaha ritual. Seperti yang udah pernah gue ceritain di beberapa tulisan gue sebelumnya, gue emang suka menyendiri ketika lagi berada di alam. Yang gak perlu diceritain disini. Tapi entah kenapa gue gak bisa konsentrasi sama “renungan” yang gue lakuin. Entah karena deburan ombak yang ramai, atau suasana angin yang gak mendukung, atau juga karena ini pengalaman pertama gue camping di pantai kali ya? Jadinya gak bisa konsentrasi..hehehe

Malam semakin larut dan satu persatu dari kami mulai tidur berselimut tetangga, eh sory berselimut mimpi maksudnya. Kalo selimut tetangga kan judul lagu.

Dan Gue? Yah namanya juga Gunawan. Kalo udah liat langit malam yang cerah bertaburan bintang yang bersinar pula, maka pikiranya udah dijamin bakal sampai kemana-mana.

Untungya nih ya, untungnya ada dua temen gue –Dewi & Wika- yang lagi bahas bintang-bintang yang ada di langit. Jadinya gue bisa ikutan nimbrung ngobrol..haha. dan entah berasal darimana, obrolan kami sampai ke anak pula. Ngomongin nama-nama bintang yang mungkin bisa dijadiiin nama anak. Dan anehnya gue juga nyeletuk soal rencana nama buat anak gue. Antares –untuk cowok- & Altaira –untuk cewek-, dua nama yang udah gue siapin buat gue sisipin ke nama anak gue kelak.

Antares merupakan salah satu bintang merah raksasa yang ada di alam semesta. Sementara Altaira berasal dari nama Altair yang merupakan bintang yang memiliki sinar paling terang pada rasi bintang Aquila. Ada satu nama alternatif lain yang udah gue siapin, Aldebaran. Duhh, ini kenapa jadi ngomongin bintang sih? #garuk2kepala

Tapi situasi kayak gini bikin gue ingat sama salah satu part di dalam novel Ilusi Imperia karya Akmal Nasery Basral. Dimana tokoh MC sama Rendra sedang berduaan di pantai sambil melukis langit. Jadi tuh mencoba menghubungkan rasi bintang sehingga kita bisa berimajinasi tentang objek yang tersusun dari bintang-bintang tersebut. Meskipun endingnya beda. Hmmm,,oke abaikan kenapa ganti jadi bahas novel #TepokJidat


Sekitar pukul tiga pagi semua udah pada mulai tidur, dan sepertinya gue yang paling terakhir tidur. Dan jam setengan lima pagi gue terbangun, karena ada kewajiban yang kadang gue lalai. Hehehe

Sunrise-pun muncul meski terselimut awan. Dan waktu inilah Emmy mulai beraksi dengan kameranya. Bareng-bareng yang lain pada sibuk ambil foto, sementara gue duduk manis di depan kompor dan mulai masak air, dan bikin omelet. Berhubung gak bawa bahan omelet akhirnya Cuma telor dadar pakai irisan sosis.

Narsis Pagi Hari

Masak 
Masak Lagi
Masak Terus


Setelah gue gagal jadi chief, gue putusin buat gabung sama yang lagi pada hunting foto. Dan jadilah foto sana foto sini gak jelas..hahaha

Salah satu yang bikin gue lega adalah mas Dwi. Akhirnya dia bisa nelepon rumah buat ngursin burungnya. Bentar,,,,, emang burungnya gemuk ya? Kok minta di kurusin? Haahhh lupakan.



Ledies Squad

Emm, sok cool amat sih mas


Hari mulai beranjak siang dan kami berencana pindah haluan ke pantai Nglambor. Dan asal kalian tau nih ya, ternyata cover tendanya ada di bawah. Keslip coba. Bayangin! Gak bisa ya? Hehe.

Nglamboorr.. nah ketika disini kita pada mulai maen air. Ya macam anak kecil gitu, terlepas dari fakta emang gue masih muda (jangan muntah pliss)..

Gak banyak yang bisa gue ceritain disini, soalnya di pantai jujur susah buat nikmatin. Rameee banget kayak pasar..hahaha

Ada beberapa yang mau ikut snorkling sebenarnya, Cuma setelah di cek harus antre sekitar tiga jam. Trus kapan pulang kalo harus nunggu selama itu? Ini gak lepas dari kondisi ombak yang lagi gede.

Selesai dari pantai ini kita langsung balik ke rumah Rina lagi buat prepare pulang. Yang gue heran mas Dwi dateng-dateng langsung cari klamud. Ini orang sudah ngidam dari kemaren kali ya? Tapi bai de wai eniwe baswe ada gunanya juga sih, jadi gue juga bisa ngerasain nikmatnya klamud. Ingett,,klamud lho ya. Bukan semut apalagi MahMud #ehh.

Pesta Klamud


Masih ada satu temen kita yang belum puas. Dan yahh bisa di tebak lah, siapa yang suka fotografi. Kalo kalian nebak Emmy maka kalian kemungkinan besar manusia. Hehe

Pulang, akhirnya kami mampir dulu di Goa Tembus –kalo gak salah-, disini gue minta maaf sama temen-temen semua kalo gue tiba-tiba jadi orang yang aneh dengan menjauh dari rombongan dan menyendiri. kalau kata Aish -Temen Kantor- gue orangnya labil, yaa okke yang penting gak labil ekonominya Vicky aja. hehe

Dan ini beberapa foto hasil hunting spot di lokasi itu.

Ini namanya kmren apa ya?







And the finally, kita Pulang.. Thanks for the holiday



Gue

[Baca Selengkapnya...]
 
Copyright © . Gunawan Setyo Nugroho - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger