Kamis, 06 Juni 2013

Pendakian Gunung Sumbing - Juli 2011

- 0 komentar
Juli, selalu menjadi bulan yang istimewa buatku. Ya karena memang di bulan inilah aku lahir, jadi tak salah kalau tiap tahunnya bulan ini menjadi bulan yang spesial buatku. Kali ini aku ingin cerita pengalamanku tenteng bualan juli tahun 2011, yang menjadi salah satu bulan terbaik dalam hidupku. Bukan karena meriahnya perayaan ulang tahunku atau aku dapet kado yang aneh, tapi karena pada bulan juli tahun ini aku dapet pengalaman yang sangat menyenangkan.

Ekspedisi Gunung Sumbing

8-10 Juli 2011

Hari ini aku punya rencana buat pergi ke Wonosobo bareng beberapa temen-temenku. Bukan sekedar buat jalan-jalan, tapi kita mau ndaki gunung Sumbing. Setelah sholat jumat aku bersiap berangkat. Sebelumnya udah aku siapin barang-barang yang ingin aku bawa, jadi setelah sholat jumat aku tinggal masukkin aja barang-barangnya. Setelah itu aku berangkat menuju base camp kelasku yang masih berada di daerah Tembalang di Kota Semarang, ya karena aku sedang kuliah di sana.hehe.

Ada 11 orang yang akan berangkat buat ndaki gunung kali ini. Aku, Jazen, Bagus (gebleg/john), Fikar (kipli), yoyok, Anang (mitro), Adi, Dikki, Maman, Munif (bendrong), dan Chacha satu-satunya cewek yang ikut. Sebenernya sih ada satu lagi yang ikut kumpul waktu itu –Reza, tapi bujuk rayu kita buat ngajak dia berangkat gak mempan, jadi dia tetep gak mau ikut. Setelah sekitar jam 4 sore akhirnya kita berangkat. Kita berangkat menuju wonosobo pake motor. Aku boncengan sama Maman, terus Jazen sama yoyok, gebleg sama adi, kipli sama chacha, dikki sama mitro, sementara bendrong naek motor sendirian dengan belalang tempurnya alias motor crypton..haha


POM Bensin Undip persiapan berangkat wonosobo

Perjalanan ke wonosobo cukup lama, sekitar 4-5 jam. Kita sempet mampir dulu di daerah kendal buat istirahat sama makan malam. Beberapa kali kita dapet masalah selama perjalanan, salah satunya si belalang tempur milik bendrong kecapean. Aku lupa itu di daerah mana, tapi yang jelas itu udah keluar dari daerah kendal. Jadi motornya tuh entah kenapa rodanya bermasalah. Tapi kita tetep bisa lanjutin perjalanan.

Kita sampai di wonosobo udah cukup larut waktu itu, dan langsung menuju rumah salah satu kenalan jazen. Selama di wonosobo kita nginep di tempat kenalan jazen itu, namanya mas mamat. Sampai disana kita sempet terkejut, soalnya lagi ada hajatan di deket rumahnya. Tapi setelah kita hubungin mas mamat akhirnya dia keluar buat ngajak kami menuju rumahnya. Rumahnya sederhana, tapi bagus dan aku suka bentuknya.hehe

Singkat cerita kita disana langsung istirahat. Dan pagi hari kita sempet di ajak buat ke tempat pemendian air panas deket derah situ, gak begitu jauh kita jalan kaki sekitar 10 menit aja. Beberapa dari kita sempet mandi di sumber mata air itu. Aku sih gak ikutan mandi, soalnya udah pernah ngerasain mandi di sumber mata air panas –sebenernya sih bawaan lahir males mandi..haha. sekitar sejam kita di tempat pemandian ini, sampai akhirnya kita pulang ke rumah bang mamat.

Siangnya kita berangkat menuju ke gunung. Kita berangkat dari rumah bang mamat sekitar jam 10 dan perjalanan butuh waktu sekitar 1 jam. Kita semua berangkat bareng bang mamat dan saudaranya mas panji. Sampai di lokasi kita langsung menuju posko buat lapor kalo kita mau melakukan pendakian gunung sambil memenuhi beberapa administrasi. Setelah urusan selesai kita langsung menuju desa yang ada di atas posko tempat kita melapor tadi. Disana kita mampir ke tempat salah satu penduduk buat nitipin sepeda motor kita.

Setelah kita istirahat cukup lama, akhirnya kita berangkat menuju puncak sumbing. Kita naik gunung ditemani sama tiga orang team leader dari desa itu yang aku lupa namanya (hehe maaf). Karena kita gak ada yang tau medannya, jadi kita perlu orang buat jadi team leader. Dan beruntunglah kita dapet orang yang mau buat mandu kita ndaki gunung Sumbing.

Baru sebentar kita jalan udah pada capek,,dasar payah. Padahal belum ada separoh perjalanan, seperlima aja belom ada. Tapi mereka udah pada duduk di pinggir jalan setapak yang kita lewati, duduk sambil ngobrol, minum, malahan ada yang udah ngrokok.

Setelah dirasa cukup akhirnya kita mulai jalan lagi. Jalan yang kita lewati saat itu masih jalan yang cukup lebar. Di samping kanan terhampar sawah, sementara di sebelah kiri ada jurang yang di bawahnya juga terdapat sawah.

Perjalanan kita lanjutkan, dan pada saat ini rombngan udah mulai terpisah. Ada yang udah jalan duluan, juga ada yang masih tertinggal di belakang. Jazen misalnya, dengan santainya dia jalan di belakang sambil sesekali menyalakan rokok tingwenya alias linting dewe –itu lho yang biasanya di rokok sama kakek-kakek, yang dilinting sendiri.

Sampai di Pos 1 kita istirahat lagi. Sebagian dari kita mulai membuka bekal yang kita bawa. Mulai dari makanan ringan, roti, sampe mie instan buat dimasak. Terus sebagian lagi ada yang ngisi botol-botol minuman di sumber mata air yang ada di deket situ buat persediaan nanti.

Sembari menunggu makanan siap, kita sempet ngobrol-ngobrol. Dari obrolan itu aku tahu kalo team leader kami ini udah sering naik turun gunung sumbing. Mereka dan katanya mereka bisa sampe puncak dalam waktu kurang dari lima jam. Hebat deh pokoknya.

Selesai makan kita akhirnya bersiap kembali buat berangkat. Semua tempat minum udah penuh dan siap jadi amunisi kita selama perjalanan. Lepas dari pos 1 kita mulia masuk kawasan hutan, bukan lagi hamparan sawah di kanan kiri.

Jalan setapak yang kita lewati lebarnya gak pasti. Seringnya Cuma bisa dilewati satu orang, tapi kadang ada yang bisa buat dua orang, bahkan ada yang bisa buat beberapa. Kita terus aja jalan, sampai akhirnya kita ngelewati pos 2. Tapi kita gak mampir ke pos ini, soalnya takut kelamaan kalo dikit-dikit berhenti.

Setelah melewati pos 2, rombongan mulai terpecah. Ada 3 kelompok disini, kelompok depan, tengah sama belakang. Saat itu aku ada di rombongan yang tengah. Kita terus jalan nembus hutan yang seakan gak ada ujungnya. Di jalan aku sempet dikasih buah sama salah satu leader kita buah yang mirip strawberry –aku gak tahu namanya. Buahnya berwarna merah, dan rasanya manis keasaman.

Kita sempet berhenti lagi di bawah sebuah pohon besar buat nunggu rombongan yang ada di belakang. Pohon yang jadi tempat kita berteduh ini cukup besar, dan aku kira umurnya tak kurang dari 20 tahun. Di bawah pohon ada sebuah prasati yang terbuat dari batu. Di atas batu tertulis nama seseorang pria yang meninggal disana, waktu melakukan pendakian.

Perjalanan dilanjutkan lagi ketika rombongan udah lengkap. Dan kita kembali melintasi hutan yang kelihatannya menyenangkan kalo buat camping –menurutku sih. Lama kelamaan akhirnya pepohonan mulai berkurang. Itu tandanya kita udah mulai keluar dari hutan. Benar saja, tak lama akhirnya kita keluar dari hutan.

Begitu keluar dari hutan, tampak sebuah pemandangan yang menurutku tak wajar. Aku melihat jalan yang harus kita lalui begitu tandus dan gersang, akan tetapi di samping jalan tumbuh rumput-rumput liar yang sangat lebat. Sesuatu yang sangat kontras. Karena gersangnya bukan gersang karena sering di injak menurutku. Tapi semua itu gak begitu aku permasalahin.

Perjalanan terus berlanjut, dan aku merasa staminaku sudah sangat terkuras. Semua itu karena trek yang kita lalui nanjak banget. Baru kali ini aku ndaki gunung dengan tracking jalan yang begitu miring. Selain itu beberapa kali kakiku harus terperosok karena tanah yang aku injak cukup gembur. Dan itu semakin membuatku capek. Kelihatannya temen-temen juga udah mulai pada capek, itu keliatan dari jalan mereka. Tiap beberapa langkah mereka narik napas.

Sekitar pukul lima sore, dengan sisa-sisa semangat yang masih ada akhirnya kita sampai di Pestan –pasti mikir sampai puncak ya? Belum masih separoh jalan. Dan di pestan inilah kita istirahat buat kesekian kalinya –mungkin di gunung lain namanya “Sabana” bukan “Pestan”.

Dengan view di sebelah barat ada gunung sindoro, ditambah sama kumpulan awan yang menyelimuti menjadikan lokasi ini sebagai tempat yang sangat tepat buat liat Sunset. Karena itu kita akhirnya mutusin buat nunggu sampai matahari terbenam sebelum lanjutin perjalanan. Dan kembali, makan jadi kegiatan kita sambil menunggu Sunset. Saat Sunsetpun akhirnya tiba, dan sebuah pemandangan yang indah terlihat.

Begitu matahari gak keliatan lagi dan diganti sama malam, udarapun berubah drastis. Yang tadinya masih cukup hangat dengan adanya sinar matahari, langsung berubah sangat dingin begitu matahari tenggelam di ufuk barat. Dan aku langsung pake baju pecinta alamku –sebenernya sih punya kakakku, tapi aku pinjem tanpa ngomong..hehe.

Sesaat setelah matahari terbenam, kita muali ngelanjutin perjalanan. Tapi karena kita istirahat cukup lama dan ditambah udara yang berubah drastis, salah satu dari rombongan mengalami keram di kakinya. Waktu itu Dikki yang menglaminya, baru beberapa meter kita jalan tau-tau kakinya mengalami keram. Beberapa kali coba di atasi tapi belum juga sembuh.

Rombongan sempet berhenti waktu itu. Tapi setelah diskusi, akhirnya rmbongan tetep melanjutkan perjalanan. Dan mas Panji yang akan nemenin Dikki sampe dia bisa jalan lagi. Rombongan bakal nunngu di tempat yang udah di janjiin yaitu “watu kotak” (batu kotak). Aku sendiri mutusin buat nunggu Dikki sampe keramnya sembuh. Selain aku juga ada adi yang juga nunggu.

Cukup lama waktu itu, sampai rombongan yang di depan udah gak keliatan –ya iya lah orang malem, apalagi di gunung jarak 10 meter aja gak bakal keliatan. sekitar setengah jam lebih kita nunggu disana, sampe akhirnya kita lanjutin perjalanan karena dikki udah bisa jalan lagi.

Kita berempat udah ketinggalan jauh dari rombongan. Dengan kondisi dikki yang gak 100%, ditambah sama staminaku yang udah turun drastis, kita jadi lambat buat jalan. Udara dingin dan lapisan oksigen yang semakin tipis jadi kendala lain. Apalagi buatku yang punya idung kecil ini, sedikit oksigen yang bisa aku hirup. Jadi aku gampang banget capek waktu itu. Akhirnya kita bisa nyusul yang laen. Mereka udah pada santai-santai nungguin kita.

Kita sempet istirahat lama sebelum sampe puncak. Buat api unggun sama masak bekal mie instan sama energen buat nambah energi. Kita ngobrol sambil menghangatkan diri deket api, tapi meskipun tangan udah di atas api tetep aja dinginnya gak ketulungan. Karena dinginnya gak mau di ajak kompromi, jadi aku pake tambahan jaket biar nguranin rasa dinginnya.

Sekitar jam 4 pagi akhirnya kita mutusin buat naik lagi supaya bisa liat sunrise dari puncak. Saat itu cha-cha sempet mau nyerah, dan mau nunggu aja di tempat kita istirahat tadi. Sebagai pacar yang baik hati, gak sombong, terus suka menabung, akhirnya kipli juga mutusin buat tinggal disitu. Tapi setelah dibujuk akhirnya cha-cha mau juga buat nerusin perjalanan. Giliran cha-cha udah mau lanjut, eh malah yoyok sama mitro yang yang nyerah.

Akhirnya dengan ditemani sama mas panji, mereka berdua tinggal di tempat api unggun tadi. Aku sih sebenernya udah hampir nyerah juga, tapi aku inget sama omongan temenku SMA namanya Syafi’i. Dia ngomong ngapain susah-susah naik gunung kalo gak sampe puncak. Dari situ aku punya keinginan buat naik lagi. Meskipun aku udah mikir bakal jadi yang terakhir sampe puncak, tapi aku yakin sama kemampuanku.

Berhubung tadi aku, dikki, sama adi jadi orang terakhir yang sampai di camp, jadi kita bertiga disuruh jalan di barisan depan. Seperti yang udah aku duga staminaku emang udah tinggal dikit –perlu diketahui kalo aku emang punya stamina yang bisa di bilang cukup lemah- jadi baru jalan bentar aja perlu istirahat. Tapi perkiraan kalo aku bakal sampe terakhir kayaknya gak terbukti. Aku, dikki, adi, sama ditemani salah seorang leader ternyata udah jauh ninggalin rombongan belakang. Aku sendiri bingung kenapa bisa terjadi. Padahal kita jalannya udah lambat banget, soalnya sering istirahat –sebenernya sih penyebabnya aku.

Akhirnya setelah perjuangan tanpa lelah kita sampai juga di puncak. Mas leader, adi, dikki, kemudian aku sampai. Hah, rasanya lega banget tuh bisa sampe. Dan sesampainya di puncak aku langsung cari tempat buat istirahat. Selang 15-30 menit rombongan mulai pada sampe di puncak juga.

Tujuan gak selamanya berhasil, apalagi tujuannya melihat kejadian alam. Yap, itu yang terjadi sama kita. Kita dari awal emang udah niat buat liat sunrise, tapi karena cuacanya mendung jadi mataharinya gak keliatan deh saat mau nongol dari timur. Yaaahh, sayang baget waktu itu. Tap semua gak terlalu kecewa baget kok. Soalnya kegagalan liat sunrise di ganti sama pemandangan awan yang bagus.

Mau liat foto-fotonya? Ini diaa....



Pagi di puncak


Pestan


Sok cool di puncak sumbing latar gn. sindoro


masih sok cool


Mencoba dapet foto sunrise




Setelah puas menikmati puncak akhirnya kita turun juga. Perjalanan turun beda sama pas naiknya. Semuanya kayak pada balapan buat turun. Jadi rombongan mulai terpecah di tengah jalan.

Di tengah jalan aku dapet masalah, yaitu dehidrasi. Perlu diketahui lagi kalo aku juga tipe orang yang gak bisa jauh sama air minum, alias gampang haus. Jadi ketika persediaan air abis rasanya udah kayak kehilangan separoh nyawa aku.

Kekurangan air membuat tubuhku lemas sama gemetaran. Ditambah sama terpaan sinar matahari jadi bikin aku keadaanku tambah parah. Rasanya tuh udah kayak jalan di gurun pasir. Kondisiku yang kayak gini bikin aku ketinggalan sama rombongan.

Mulai masuk ke hutan rasanya lebih nyaman. Banyaknya pohon menghalangi terpaan sinar matahari. Tentu saja dengan begitu kadar air di tubuhku gak cepet ilang kayak tadi sebelum masuk hutan, karena sinar matahari bikin air cepet menguap.

Di pos 2 kita sempet istirahat. Aku tentu yang paling terakhir samapai di pos dua. Istirahatpun rasanya gak bikin staminaku naik, lagi-lagi karena dehidrasi yang bikin kayak gitu. dengan sisa tenaga yang ada aku berjalan lemas menuju pos satu. Tangan dan kakiku benar-benar mulai gemetaran. Rasanya jalan begitu panjang dan gak ada ujungnya.

Rombongan udah pada istirahat di pos 1 ketika aku sampai disana. Dan ketika aku meletakkan tubuhku, aku langsung dikasih minum kayak orang di kasih pertolongan medis.hehe. sebagian udah mulai pada masak makanan yang tersisa, daripada di bawa pulang mending di habisin sekalian.

Setelah dapet minum rasnya staminaku jadi maksimal lagi. Dan begitu lanjutin balik dari pos 1 aku di suruh jalan di depan. Kayak bajaj di kasih NOS –aneh baget- yang tadinya jalannya lelet banget, setelah dapet minuman aku langsung ngacir di depan. Dan termasuk paling awal yang sampe di kampung.


Oh ya, mau kasih tau dikit. Waktu di kampung kita ketemu orang –Gila- yang ngaku namanya Mitsubishi Pajero..haha. jangan-jangan keturunan orang yang diriin pabrikan mobil mitsubishi nih. 
[Baca Selengkapnya...]

Sebuah Kisah Klasik D3 Plano 10 - Part 6

- 0 komentar
Salah satu mata kuliah lain yang punya cerita di semeter dua adalah Olahraga..

Gue gak bakalan lupa gimana kita mesti pagi-pagi buta berangkat dari kosan menuju stadion Undip buat mata kuliah yang satu ini. setiap hari selasa jam 6 pagi kita harus udah standby disana. Dan dengan kondisi sepagi itu, loe semua pasti tau kalo gue gak bakalan mandi dulu sebelum beragkat. Orang berangkat kuliah di kampus aja jarang mandi, apalagi Cuma sekedar olahraga dan dengan keadaan pagi-pagi gitu.

Dalam mata kuliah olahraga ini yang ditekanin ada tiga hal. Pertama renag, kedua lari, dan yang terakhir senam. Dan kalo bisa dapet nilai A di salah satu dari ketiga itu maka kita bakalan dapet nilai A buat Olahraga.

Untuk renang gue yakin gak bakalan bisa ngendelin yang satu ini.soalnya renang buaknlah kompetensi gue. Bisa sih dikit, tapi gaya batu yang dilempar vertikal. Itu loh kalo batu di lempar ke air terus matul beberapa kali sebelum
nyemplung ke air. Begitu pula gue yang bisa renanag paling 3-4 meter, habis itu tenggelam kayak batu tadi...hehehe

Terus kalo soal lari,,hmm bisa sih dicoba. Tapi kemungkinannya sangat kecil. Gue bukan tipe olahragawan yang punya stamina kuat. Paling lari beberapa meter udah capek, apalagi ditambah gue adalah orang gampang dehidrasi atau kehausan. Lain cerita kalo disuruh jalan, kalo jalan mah sini semarang gue kuat (eh ini kan gue lagi di semarang..oon). jadi kemungkinan gue berhasil di lari sangat tipis, setipis kertas buram.

Nah, tinggal ini nih. Senam. Gue gak mau tau, pokoknya gue harus bisa dapet nilai dari yang ini. dan dari situlah gue berusaha keras buat bisa dapet A dari Senam. Tiap pgi gue selalu siapin jus air putih buat nambah energi (sok banget jus air putih, bilang aja minum aqua. Gitu aja kok repot).hahaha

Gue berusaha keras baget waktu itu, bahkan saking kerasnya batu aja pecah sama gue. Ada satu cerita yang bener-bener nunjukin kekompakan kita waktu itu. Saat itu malem apa ya gue lupa, pokoknya malem lah. Kita belajar senam bareng di kampus. Dyah A dan beberapa orang yang jadi koordinator waktu itu (kalo gak salah).

Dengan gaya yang mirip sama ibu-ibu yang biasa jadi pemandu senam yang beberapa minggu sekali biasanya di adain di plano. Dia memandu kita buat bikin gerakan senam, soalnya waktu itu kita disuruh bikin gerakan sendiri. Sesaat kita diskusi baut nentuin gerakannya gimana. Saat lagi seru-serunya diskusi, secara gak sadar gue ngasih usul yang bener-bener gak mutu. “Gimana kalo kita pake gerakannya Smash?” dan secara serentak mereka memandangi gue dengan tatapan aneh, tapi gue langsung nyengir dengan tampang tak berdosa.hehe

Saat gue masih tersenyum tak berdosa melawan tatapan aneh dari temen-temen gue, ada sesuatu yang tak terduga terjadi. Dengan reflek pula (kayaknya sih,,soalnya tiba-tiba nyaut) sebuah kata terucap dari salah seorang disana. “Aku setuju” dan semua pandanganpun langsung beralih ke Ninda. Yups orang ini emang fansnya SM*SH, dan personil favorinya adalah Bisma..haha

Gue gak tau kenapa dia bisa suka banget sama yang namanya bisma, mungkin dia sama gak ngetinya kenapa gue bisa suka banget sama Sheila On 7.. tapi gue punya alesan-alesan yang sangat masuk akal kenapa gue suka sam Sheila On 7. Dan yang perlu loe tau nin kalo Bisma itu ngefans sama Sheila On 7. Jadi kalo seandainya di hitung pake logika sederhana (emangnya matematika pake di hitung segala) seperti ini:

Kita anggap Ninda (N), terus gue (G), Bisma (B), dan Sheila On 7 (S). Serta anggap tanda baca (=) sebagai ngefans..

Jika N = B,terus jika G = S, dan B = S maka seharusnya N = G.. kalo loe gak tau maksudnya (dasar gak punya logika) maka gue jelasin pake kata-kata..

Jika Ninda ngefans sama Bisma, terus Gunawan ngefans sama Sheila On 7, dan Bisma Ngefans sama Sheila On 7, maka seharusnya....... (isi sendiri...hahah kalo loe masih gak mudeng berarti payah)

Oke lupakanlah saja diriku (eh itu lirik lagu kalee). Lupakan, kita lanjut...

Sampe mana tadi.. oh ya latihan senam... semaleman kita latihan buat tugas kelas ini. tapi di tengah-tengah senam sesuatu yang gak terduga, tiba-tiba suci ambruk coy.. dan sontak semua orang disana pada panik (kecuali gue kayaknya). Dia langsung diangkat ke sebuah bangku panjang di kampus. Setelah direbahkan daia langsung dikipasin, terus sesekali di balik badannya dan dikipasi lagi. Sementara yang lain ada yang benerin bara api yang ada di bawahnya (heh,,emangnya sate apa...?). hehe sory, terbawa suasana.

Tapi semuanya baik-baik aja kok.. dan suci udah baikan sekarang (ya iya lah sekarang kan udah akhir semester 6,,sementara itu kejadian semester 2..gimana sih loe gun?)

Satu hal yang paling gue inget, yaitu kata-kata pak Widodo (dosen OR). Beilau bilang selama ngajar D3, baru kali ini dia liat kompak baget. Dan itu ditujuin buat kelas gue. Apalagi setelah liat hasil latihan senam kami..haha sesuatu banget ya..???

Ngomong soal olahraga, gue sempet ikutan yang namanya Judo. Itu karena dikenalin waktu olahraga, dan dikasih tau kalo ada latihan Judo tiap kamis sore. Kalo mau ikut tiggal dateng aja. Dan waktu itu gue, wawan, kris, Gentho, Gita sama DL (Dyah L) sempet nyoba ikutan. Tapi gita sama DL Cuma sekali aja ikut, habis itu gak tau lagi deh kemana..

Gak perlu dijelasin panjang lebar, kalian pasti tau lah siapa yang paling jago diantara kita berempat.. ehhmmm,, ya meskipun kalo secara stamina dan fisik bisa di bilang gue paling lemah diantara yang laen, tapi secara teori dan praktek gue paling jago diantara mereka.. ehhmm,,sory bukannya gue mau pamer, tapi fakta dan realita gak bisa dipungkiri..hahaha (SOK Banget sih loe gun)... oke gak usah dianggep serius,,meskipun emang kejadiannya gitu..hhe

Oke biarkan itu jadi kenangan.. lanjut lagi...

Ada nih mata kuliah yang cukup menyenangkan (kalo dibandingkan sama mata kuliah lain di semester 2). Tekkom kayaknya jadi satu-satunya hiburan yang ada di semester 2 (emangnya film apa hiburan??). yups, bener banget. Mungkin ini satu-satunya tugas besar yang nyenengin sepanjang karier mahasiswa gue. Jadi di mata kuliah Tekkom ini ada tugas besar, diamana kita disuruh bikin Film.. Aseekkk..

Akhirnya keinginan gue selama ini bisa jadi kenyataan. Siapa tau dari sini gue bisa nunjukn bakat akting gue, terus ada sutradara yang mau ngajakain gue maen film sama Dian Sastro.. sepertinya jalan buat gue bisa maen film sama Dian Satro terbuka.. (senyum percaya diri)

Kali ini kelompok gue ada 7 orang, dan disitu ada yang dinamain produser sama sutradara. Jadi tuh kelompoknya dibikin kayak rumah produksi gitu, dan nama rumah produksinya adalah.... eenngg,,iinngg..eenngg... “AWWRRR PRODUCTION”... haha,,gak elit banget tuh nama,,tapi gak papa. Kata william seksphare apalah arti sebuah nama (kayak ngerti aja siapa william seksphare).

Produser kita ada Maman Eka Kardiman, terus ada Aghnia Alfi Susila sebagai sutradara (sebenernya waktu itu gue mau nyalonin jadi sutradara, tapi berhubung gue pengen bisa akting sama Dian sastro akhinya gue gak jadi). Ada Angga (ato yang lebih dikenal dengan nama Gentho) di bagian lighting. Munief (bendrong) di bagian kostum. Lalu ada ninda sebagai make up artis. Dan yang terakhir ada Nuro (nurul) sebagai pelayan artis..haha kasian baget sih nih orang..

Dan itulah orang-orang hebat dalam kelompok ini.. eeh,bentar kayaknya ada yang kurang deh. Tapi apaan ya??hmm. 1, 2, 3, 4, 5, 6. Oh iya kelompoknya baru 6 orang, satu lagi siapa ya? Kan harusnya 7 orang.. maman, nia, angga, bendrong, ninda, nuro sama.. emmmm,,,sama... goblookkk (nepok jidat),,kan gue sendiri oon. Masak artisnya gak disebutin sih, percuma kan kalo mau bikin film tapi gak ada artisnya. Dan gue (dibaca Gunawan) sebagai artis abad ini..hahaha
(sory ya pembaca, sebelum nulis ini kepala nih orang kejedot pintu. Jadi harap maklum kalo dia sangat gak waras kali ini)

Awwrr Production mau bikn film yang judulnya “Rintihan Bumi Pertiwi”. Kok judulnya gimannaa gitu ya?, gue jadi inget film “Rintihan Kuntilanak”..hiii seyem...

Kita bikin film ini karena emang waktu itu lagi banyak banget bencana yang menimpa negeri tercinta ini. mulai dari banjir, sampe air sungai yang meluap (itu namanya banjir juga kaleee). Disini gue sempet akting sebagai orang yang melakukan gerakan penghijauan dengan menanam pohon untuk mencegah global warming. Tapi menurut gue lebih mirip tukang kebun deh daripada aktivis yang lagi nanem pohon.
“Cangkul,,cangkul,,cangkul yang dalam menanam pohon di kebun orang”.. (kok kebun orang sih bukan kebun kita?). ya iyalah,,orang waktu itu kita take gambarnya (aseekk udah kayak orang perfilman beneran) di kebun milik orang. Mana gak pake izin dulu lagi,,Ilegal (parah).

Dan asal lo semua tau,,gara-gara adegan ini gue diputusin sama Dian Sastro..huaaaaa (nangis). Dia bilang gue gak punya bakat buat akting. Harusnya gue meranin aktivis yang lagi melakukan gerakan penghijauan,,tapi yang terjadi malah gue lebih mirip tukang kebun yang lagi nanem sigkong daripada aktivis tadi.. huuuaaaa (lanjutin nangis dengan bersandar di tembok dan garuk-garuk tuh tembok sampe temboknya jebol).

“aaa aaa aaa aaa,,Betapa hancurnya.. Hati dan Jiwaku.” Mungkin itu backsound yang paling tepat saat itu (Galau). Tapi ya udahlah,,inget kata mas Duta “Yang Sudah Biarlah Sudah.. Mudah saja bagimu, mudah saja untukmu. Andai saja cintamu seperti cintaku.” (yeee malah nyanyi lagi)

Oh ya ini nih anak-anak Awwrr Production. Buat kelompok yang laen, sory gak gue posting. Soalnya gue gak punya foto kalian..hehe









[Baca Selengkapnya...]

Sebuah Kisah Klasik D3 Plano 10 - Part 5

- 0 komentar
Banyak hal yang sebenernya bisa gue ceritain disini.. tapi akhir-akhir ini gue jadi agak males buat nulis. Entah kenapa..hehe

Sebelum gue mulai cerita lagi soal kisah klasik gue sama temen-temen D3 plano, gue mau cerita dikit nih tentang gue.. jangan males bacanya ya..plissss.. demi,,sekali lagi aja.. kalo gak gue gak bakalan terusin lagi nih ceritanya (lagak loe pake ngancam segala gun gun,,emangya loe pikir orang-orang pada baca cerita lo ini apa? Belum tentu mereka pada baca). Tolong ya, ya, ya (kok kayak judul lagu?hmm). gue tau loe semua pasti bakalan langsung mikir 100 kali buat lanjutin baca cerita ini kalo gue bilang gue mau cerita tentang diri gue.

Gue paham kalo diri gue bukan orang yang menarik, tapi gue bisa jamin kalo gue adalah orang yang unik (meskipun menjurus ke arah gak waras). Dan ini gak bakalan lama kok. Gue Cuma mau jawab pertanyaan temen gue kemaren.

Jadi ceritanya gini, beberapa waktu yang lalu kan gue sempet cerita tentang mata kuliah semester 1. Nah disitu gue cerita tentang dosen ISBD yang namanya Ibu Endah Darrosy Hocyamina. Yang namanya diambil dari salah satu senyawa yang sifatnya menenangkan. Dan setelah gue cerita tentang itu, temen gue ada yang heran kenapa gue bisa inget hal itu, padahal dia aja (kormat) gak tau.

Itu adalah salah satu keunikan yang gue miliki (tapi gue yakin loe pada lebih setuju nganggepnya aneh daripada unik). Gue adalah tipe orang yang memiliki otak dengan gejala Unimportant Memory syndrome (sebenernya sih gue ngarang sama nama itu, soalnya gue gak tau apa sebutannya..hehe).

Seperti namanya “Unimportant Memory Syndrome”, adalah gejala dimana orang yang lebih mudah mengingat hal-hal sepele atau hal-hal kecil yang gak penting daripada harus memikirkan hal-hal yang lebih besar dan penting. Makanya namanya Unimportant memory syndrome. Dan sampe saat ini gue belum menemukan adanya laporan tentang hal ini di manapun (apa mungkin Cuma gue aja yang punya gejala kayak gini??hmmm aneh).

Oleh sebab itu gue, bisa ingat hal sepele kayak nama dosen tadi sama artinya apa. Dan gue yakin sebagian besar bahkan semua temen gue lupa sama hal ini. tapi gak semua hal sepele bisa gue ingat. Cuma beberapa hal sepele (tapi lumayan banyak juga sih) yang bisa gue ingat, sementara gue yakin kalo orang lain mungkin 90% udah lupa.

Oke,,mungkin cukup penjelasan tentang gue kali ini..lain kali guee bakal cerita lagi. Soalnya gue tau, kalo gue cerita semuanya loe bakalan gak baca tulisan gue. Kita lanjut yuk...

Kalo ngomong soal plano tuh gak lepas dari yang namanya Tugas,,tugas,,dan tugas... dan mulai semester dua banyak banget tugas yang ada. Mulai dari survey, begadang, tidur bareng (jangan mikir jorok) semua ada di plano..

Mata kuliah Kartografi misalnya, banyak cerita sedih yang gue alami kalo ngomongin masalah makul ini (CurCol).. mulai dari gue yang harus survey malem-malem sampe tidur di kampus..

 jadi ceritanya gini,,waktu itu ada tugas yang berkaitan sama GPS (tau GPS kan?? Bukan Gembong Pasar Senen lho). Gue sama temen-temen gue dapet tugas buat cari titik ketinggian suatu tempat, yang nantinya mau dibikin peta kontur. Waktu itu dibagi tiap kelompok ada 4 orang, 2 cowok dan 2 cewek.. kebetulan gue satu kelompok sama Gustian (baca part 1). Dan seperti yang udah gue bilang, semester 2 dia udah gak pernah masuk lagi, ya udah deh gue akhirnya jadi cowok singgle..hehe. sialnya lagi waktu itu gue dapet jatah GPS yang lagi rusak, dan mau gak mau akhirnya gue mesti antri deh.. jadi gue terpaksa malem-malem survey GPS. Tapi untungnya gue punya temen-temen yang care sama gue, dan sempet beberapa kali gue ditemenin sama mereka buat survey. Dan gue makasih banget sama kipli (nama aslinya zulfikar P.W,,gue singkat aja ya namanya soalnya kepanjangan kalo nama lengkap), yang selama survey gue dipinjemin motor dia.. (kok jadi cerita sedih sih..??)

Terus pernah waktu ngerjain tugas besar kartografi (emang segede apa tugasnya??hmm) gue satu kelompok sama manel, dicky sama wawan. Oh ya ngomongin soal wawan, waktu semester 2 gue sering banget satu kelompok sama dia mulai dari geoling sampe kartografi. Kalo kartografi sempet beberapa kali gue satu kelompok sama dia, malahan pernah tuh yang lain kan pada 4 orang satu kelompok, nah gua malah Cuma berdua sama dia..hadeh (derita Kartografi)..

oke lupakan,,lanjut aja..

jadi waktu ngerjain tugas besar, kita dapet wilayah Banyumas, dan disana buuaanyak banget sungainya coy (terus masalah buat kelompok loe gun??). ya iya lah orang kta disuruh digit tuh peta, loe tau kan rasanya digit peta gimana? Buat yang gak tau tanya sama anak plano apa tuh digitasi peta,,dan kalo anak plano gak tau Cuma ada 2 kemungkinan. Pertama dia Cuma nagaku-ngaku anak plano, kedua dia gak punya otak. Soalnya seidiot-idiotnya anak plano (kayak gue misalnya) minimal  tau apa itu digit peta.

Pokonya kita waktu itu semaleman ngerjain tubes di kampus, kita ngerjainnya di depan MPWK (S2 palno undip). Suasana kampus waktu itu sepi, senyap, sedih, senda, gurau (ngelantur). Pkoknya kriik,,kriik banget deh. Layaknya suasana sekolahan kalo malem hari,,tau kan bawanya horor mulu. Dan asal loe semua tau,,gue sempet liat bayangan lewat di belakang pintu MPWK (ada kaca di pintunya,,jadi bisa liat ke dalem ruangan). Setelah itu ada angin lewat, dan otomatis bulu kuduk gue langsung merindig (ya iya lah orang kena angin).

Dan baru sesaat gue mau fokusin pikiran gue sama tugas, tiba-tiba “cekleek” pintu MPWK kebuka. Gue sempet kaget setengah hari (eh lama amat setengah hari?? Sory maksudnya setengah mati). Dan dari balik pintu nongol sebuah kepala tanpa badan sambil bekata “Do nggarap opo cah?” (pada ngerjain apa?). gubrrakkk,,ternyata mas singgih (staff MPWK) yang nongol. Dia Cuma ngeluarin kepalanya aja, badannya masih di dalem ruangan. Padahal gue udah kaget setengah mati.

Masih di acara yang sama (ngerjain Tubes Kartografi maksudnya). Kita berempat sibuk sendiri-sendiri. Waktu itu malem tambah larut dalam cairan kimia (lho), dan mas singgih udah enyah dari tanah air planologi (artinya udah pulang dari kampus). Semakin lama suasana semakin sepi, suara motor yang kadang lewat di deket kampus udah gak pernah kedengeran lagi.

Malam semakin larut.. dan bersama angin malam,,akhirnya Hijau Daun mulai bernyanyi “suara dengarkanlah aku, apa kabarnya pujaan hatiku?”. Lhoo,,ehh.. bukan-bukan, maksud gue kedengeran suara daun-daun yang kena angin bukan band Hijau Daun..hehe sory. Dan masih dalam suasana tenang,,karena semua berlomba-lomba buat jadi yang pertama nyelesein jobdesk-nya. Tiba-tiba manel memecah keheningan malam “dick,,carane Skype-an ki piye?” (dick,,caranya Skype-an tuh gimana?). dan secara reflek gue nepok jidat gue “kirain udah selese” batin gue. Tapi udah lah,,wajar kalo dia cari hiburan, emang ngerjain tugas tuh bosennya minta ampun.

Kita berempat udah kayak gelandangan yang gak punya tempat tinggal tau gak? Melas baget,,lesehan di depan MPWK sambil nerjain tugas. Untung aja malem itu satpam gak ngecek disana, kalo iya mah udah dikira gelandangan beneran yang mau numpang tidur kita. Dan pasti satpamnya langsung ngusir kita saat itu juga.

Selain kartografi ada mata kuliah-mata kuliah lain yang gue dapet di semester ini. Mulai dari proper (pengantar Proses Perencanaan), Geoling (Geologi Lingkungan), Tekkom (Teknik Komunikasi), KWU (kewirausahaan), Olahraga, Pengek (Pengantar Ekonomi) sama Matematika. Dn beberapa diantaranya punya cerita.

Emmm,,cerita soal matematika dulu deh..
Awalnya gue seneng banget bisa ketemu lagi sama yang namanya matematika, soalnya dari SD gue udah suka sama pelajaran yang satu ini. jadi macem cinta lama bersemi kembali gitu..aseek. tapi setelah gue dapet kuliahnya, hal yang paling mengerikanpun terjadi. Gue gak mudeng coy... seperti yang udah gue ceritain sebelumnya, kalo gue suka banget sama yang namanya matematika. Dan sejak SD nilai gue selalu di atas rata-rata, walau kadang gak yang terbaik. Tapi kali ini??? gue ngerasa kayak anak lulusan TK yang baru bisa berhitung 1-10 terus di ajarin logaritma ato integral.. aarrrggghhhh gue streeeessss...

Mungkin karena selama semester 1 kemaren gue gak nyentuh sama sekali yang namanya matemtika kali ya? Jadi julukan maestro matematika (kata temen SMPku) mulai luntur dan ilang tak berbekas. Hmmm,,ya udah lah mau gimana lagi. Kita terusin aja ceritanya.

Terus ada lagi nih cerita soal Proper. Kalo yang ini kelompok gue ada Dikki, Tyas, Gita, Suci, sama Jazen. Jadi tuh waktu itu ada tugas besar ada dua kali presentasi, presentasi awal sama akhir. Nah kejadian yang mau gue ceritain ini waktu presentasi awal. Masih terekam jelas dalam harddisk gue (otak maksudnya),  presentasi itu dilaukin di ruang seminar. Dan selaku kormat waktu itu yashinta sama bagus pada sibuk buat ngurus persiapan. Mulai dari LCD lah, laptop lah sampe hubungin dosen sama asdosnya,,pokonya ribet deh.

Setelah semuanya siap,,akhirnya presentasi dimulai. Satu persatu kelompok mulai menjelaskan tugasnya dari latar belakang, perumusan masalah, gambaran umum, sampe dengan rekomendasi. Satu hal yang bkin gue empet banget (eh empet apaan ya?? Pokoknya jengkel gitu lah) yaitu apa yang di bilang oleh dosennya. Jadi tuh dosennya bilang gini:

 “Tugas kalian tuh Cuma identifikasi permasalahan yang ada di wilayah studi, ngapain sampe bikin rekomendasi segala? Kalian tuh baru semster dua, kalian belum memiliki kompetensi buat ngasih rekomendasi segala macem.”

Dan kalian tau apa yang terjadi?? Muka temen-temen gue langsung pada muram semua. Kayak orang yang udah mengalami bebagai cobaan selama hidupnya, dan gak pernah ngerasain kebahagiaan sedikitpun.. kasian,,kasian,,kasian...(dengan gaya Upin-Ipin). Dan kata-kata itu tuh rasanya merendahkan kita baget. Emang gue akuin kita masih semester 2, tapi gak ada salahnya kan kita buat coba bikin rekomendasi. Namanya juga belajar..gimana sih??

Gue tau banget apa yang ada di pikiran mereka (temen-temen gue). Mereka sebenrnya pada mau protes masalah itu. Soalnya yang nyuruh buat ngasih rekomendasi segala macem itu dari asdosnya. Dan satu hal yang sampe detik ini belum gue temuin jawabannya, apa mereka (dosen sama asdos) gak koordinasi dulu ya soal gimana tugas besarnya.. oke,,itu udah berlalu dan gak perlu dipikirin lagi. Seperti apa yang di omongin mas duta “Yang sudah biarlah Sudah”.

[Baca Selengkapnya...]

Sabtu, 01 Juni 2013

Sebuah Kisah Klasik D3 Plano 10 - Part 4

- 0 komentar
Hello semuanyaa...

Ketemu lagi nih kita,,masih lanjutan cerita yang sebelumnya dan masih di semester 2..hehe. sebenernya sih kemaren ada yang komplain, kenapa sih kok gak sampe-sampe semester 4..?? (sory kalo ada yang tersinggung). Katanya di semester 4 tuh banyak skandal sama targedi. Mulai dari skandal gunung sampe skandal jepit, terus tragedi kayak  Bom bali satu hingga tragedi WTC (T-nya jangan di ilangin) semua ada katanya..



Tapi nanti dulu coy, masih banyak cerita yang mau gue ceritain di semester dua. Jadi sabar dulu yaa.. biar ceritanya panjaaanngggg,,siapa tau ntar bisa di jadiin buku.. kan lumayan tuh...hahaha



Tapi kali ini gue gak mau cerita soal kuliah dulu. Gue masih mau cerita soal C-I-N-T-A, alias D’bagindas (lho).. jadi gini tadi kan gue dengerin lagunya The Finest Tree tuh yang judulnya Meleburan..eh bener gak sih,,oh bukan-bukan judulnya Melebur Beda sory. Kalo Meleburan kan salah satu kota di Australia..hmm baru inget gue.



Lagu ini soundtracknya film Cinta Tapi Beda, itu tuh film yang ceritanya soal cinta beda agama.. yang lirik lagunya keren abisss,,apalagi bagian reffnya tuh “Kita bersama Meleburkan Beda, kita bersama memahami semua. Jangan dengarkan suara sumbangnya, karena kisahmu tertulis denganku” hmmm keren baget pokonya.. siapa dulu dong yang bikin lagunya,, Eross Candra.. (Inget gue Sheila Gank jadi harap maklum,,oke..).  meskipun yang gue denger dia punya penyakit diseleksia tapi karyanya tetep luar biasa. Tau diseleksia gak,,kalo gak tanya pak dhe Google sana.



Di kelas gue ini jadi sebuah fenomena.. banyak banget temen kelas gue yang ngalamin kayak gini. Mulai dari Fikar (kipli) sama Cha-cha (anak S1), yang dari semester 1 udah deket. Terus ada Manel sama Rika (orang Sragen). Lalu ada Nia sama Dikki (orang gila). Dan yang terakhir Kris sama Fitri (2011). Oh ya gue minta maaf ya kalo kalian ada yang kurang berkenan sama tulisan yang ini..hehe. gue gak punya maksud apa-apa kok Cuma sekedar cerita tentang kelas kita..okke



Masih ngomongin soal cinta gue jadi inget temen gue yang dari luar negeri, namanya Reza. Ngakunya sih dia orang asli Timor-Timor (sekarang Timor Leste), tapi sekarang tinggalnya di Pati. Dan satu yang paling gue inget waktu ospek dulu. Dia pernah disuruh cerita di depan temen-temen, dan gaya ceritanya tuh kocak abis..haha terutama pas bagian perang disana. “bayangin temen-temen” kata-kata itu paling sering keluar kalo dia cerita. Tapi bukan itu yang bakalan jadi fokus gue kali ini. tapi kisah cinta Reza..aseekkk. dari temen-temen gue kayaknya dia deh yang paling sering ganti-ganti pacar. Selama gue kenal aja paling gak udah ada 4 nama yang gue tau. Orang gue aja selama kuliah belum pernah pacaran (eh pada percaya gak? Bagus kalo gak).



Tapi kalo ngomongin masalah kayak gini tiba-tiba ada yang aneh dalam diri gue. Kayaknya jadi ada dua kubu yang saling bertentangan. Anggap aja dua kubu itu Tyo sama Nugie. Ini gue ambil dari nama seTYO sama Nugroho yang gue plesetin jadi Nugie biar keren dikit (udah gak usah protes,,inget yang nulis gue..okkee). dan dua diri gue ini saling adu argumen.



Tyo : Makanya Gun, buruan cari pacar.



Nugie : santai aja Gun gak usah buru-buru. Cari yang bener-bener tepat buat lo.



Tyo: Udahlah yang kemeren lupain aja, loe harus Move On gan sekarang lagi jamnnya buat Move On. Lagian kan anak plano banyak yang cakep tuh, cari aja salah satu.



Nugie : inget Gun, bukannya loe gak mau Move On. Tapi emang belum ada yang cocok aja buat loe. Kan kemaren loe udah coba cari.



Tyo : gak usah perlu cocok-cocokan Gun, penting loe punya pacar dulu. Masalah cocok ntar juga cocok sendiri.



Nugie : jangan dengerin Gun (suasana mulai panas). Loe kan udah bilang sama diri loe sendiri, loe tuh gak mau cari pacar tapi loe cari calon istri. Inget.



Tyo : heh kampret calon istri itu diawali pacaran kali.



Nugie : eh kutu kupret, kalo niatnya cuma pacaran beda kali.



Tyo : sialan loe ngatain gue Kutu kupret, gue sikat mampus loe.



Nugie : emangnya gue takut, lagian kan loe duluan yang ngatain gue kampret.



Tyo : Sini loe kalo berani.



Nugie : Oke siapa takut, trima nih bogem gue.



Hya disk,disk. Buk,buk. (suara mereka berantem ceritanya)



Gunawan : heh brisik amat sih loe pada, udah sana pergi kalo mau duel jangan disini.. ganggu konsentrasi gue nulis cerita aja.. setan loe berdua.. (eh mereka kan diri gue juga. Brarti gue ngatain diri gue setan dong.. sialan..)



Heeeeh, sudahlah lupakan. gue Cuma bisa menghela napas liat diri gue berantem sama diri gue yang lain (khayalan). Oh ya lupa sampe mana tadi? Bentar gue inget-inget dulu,,emmm...... oh ya sampe Reza yang udah 4 kali pacaran, mulai dari dek Leli, terus ada dek Fitri, dek Dessy, sampe yang terakhir temen kelas sendiri Vinda.



Kalo kayak gini gue jadi inget film yang judulnya “Tak Biasa”,film lama sih. Tapi kocak abis, warkop mah kalah menurut gue. Dan di bagian akhir ada dialog antara Abi (pemeran Utama) sama temennya Abi (gak tau namanya, soalnya dari awal emang gak pernah disebut namanya). Ceritanya tuh temennya Abi ini lagi nasehatin Abi yang habis patah hati tiga kali dalam waktu yang singkat. Pertama sama Melisa yang sorenya baru jadian tapi paginya diputusin gitu aja, terus sama Nadia yang mau lanjutin sekolah di Perancis dan tenyata udah punya tunangan disana, yang ketiga sama cewek kampung bernama Ratna yang ternyata udah punya pacar ketua karang taruna..hehe. gini nih dialognya.



Temennya ABI:

Heh fren



Udah lah jack. Gak usah dipikirin melulu.



Pengalaman ini berharga banget buat lo, buat gua juga.



Gua tau lo banget Bi, gue tau lo sampe ketulang sum-sum lo.



Orang kayak lo, Cuma butuh semenit buat naksir sama cewe,,, Cuma butuh sejam buat suka sama cewe,,, dan loe Cuma butuh sehari buat mencintainya.



Tapi loe mesti inget Bi, lo butuh seumur hidup buat nglupainnya.



Satu hal yang pengen gue tanya sama lo tapi gak perlu lo jawab.



Kenapa sih lo slalu cepet2 cari cewe..?? lepas deri yang satu buru2 cari yang lain.



Santai aja jack, emangnya lo udah kebelet kawin.??



Gini, maksud gue gini lho Bi.



Lo boleh berusaha keras sampe jumpalitan kalo lo mau, tapi lo juga gak di larang kok kalo lo mau nunggu



ABI:

Nunggu siapa?



Temen ABI:

Menurut lo, siapa yang paling pantes lo tunggu?



ABI:

Emmm,, Nadia.



Temennya ABI:

Fine..



Setahu gue dari sekian cewek yang punya story sama lo, Cuma si nadia yang gue liat paling dalem. Jadi lo tunggu aja dia.



Sekarang lo denger kenapa gue bilang lo musti nunggu.



Pertama, lo gak diburu-buru waktu. meskipun lo pengen cepet2, tapi lo gak mau sembrono kan?



Kalo lo pengen lari, belajar jalan dulu jack... Kalo lo pengen berenang, belajar ngapung dulu... Kalo lo pengen di cintai orang belajar mencintai dulu.



Itu yang pertama...



Kedua, lebih baik lo menunggu orang yang lo cintai ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.



Yang lo tunggu adalah orang yang tepat Bi.



Karna hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah.



Karna itulah menunggu  mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.



Nah gitu tuh ceritanya,,jadi gak usah loe buru-buru cari cewek. Yang penting tuh cinta yang berasal dari hari bukan emosi. Kayak yang dibilang temennya Abi tadi “lebih baik lo menunggu orang yang lo cintai ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada”.



Dan satu hal lagi yang perlu loe inget,,satu kalimat yang paling ngena menurut gue. “Hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah”. Cari yang bener-bener tepet buat loe,,jangan sampe loe salah pilih. Tapi menurut gue sih orang yang sekarang adalah orang yang tepat kok Za, jadi sebisa mungkin pertahanin aja..okke (sok bijak)



[Baca Selengkapnya...]
 
Copyright © . Gunawan Setyo Nugroho - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger